Kamis, 11 Februari 2016

Sejarah beras hitam dan manfaat untuk kesehatan

beras hitam

Anda memerlukan beras hitam organik? hubungi: sms: 081572050143

Menurut warna berasnya, padi (Oryza sativa L) dibedakan menjadi tiga jenis yaitu padi beras putih yang umumnya ditanam dan dimakan oleh kebanyakan orang. Padi beras merah atau brown rice yang saat ini umum dijual di pasaran. Jenis yang ketiga adalah padi beras hitam yang hanya tumbuh dan dibudidayakan di daerah tertentu (Kristamtini,2009).

Secara lebih detail menurut Yoshida (1981), beras dikelompokkan menjadi:

(1)Beras berwarna putih agak transparan karena       memiliki sedikit aleuron, kandungan amilosa  (zat memberi efek "keras" atau "pera" bagi pati atau tepung).

(2)Beras berwarna merah. Adanya warna ini terjadi karena aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu;

(3)Beras berwarna hitam terjadi karena aleuron dan endospermanya memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam;

(4)Ketan (beras ketan) yang berwarna tidak transparan karena hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endosperma dan komposisi padi pada endosperma.


Sejarah dan Perkembangan Beras Hitam.

Sebagian besar beras hitam hanya dijumpai di kawasan Asia, termasuk di Indonesia. Secara historis terutama pada jaman dahulu, beras ini dianggap sebagai makanan kaum elit yang hanya dikonsumsi kalangan menengah atas seperti  kalangan raja, sultan, para bangsawan. Sementara itu di negara Cina, beras hitam hanya boleh dikonsumsi oleh kaisar dan keluarganya. Oleh karena itu, beras hitam di China  disebut sebagai “beras terlarang” atau “forbidden rice”. Jika rakyat jelata  berani mengkonsumsi beras hitam, mereka akan dihukum penggal kepala.

Indonesia juga memiliki keragaman genetik beras hitam dan telah dibudidayakan oleh nenek moyang kita. Di Indonesia dikenal dengan jenis padi hitam Toraja, NTT, Cempo Ireng (Magelang, Sleman,Bantul), Joko Bolot (Malang), Cibeusi (Subang) dan masih banyak lagi. Di beberapa daerah tersebut, kegiatan budidaya padi hitam masih dilakukan untuk tujuan ekonomis maupun konservasi plasma nuftah.

Jika bercocok tanam padi hitam, Waktu budidaya padi hitam lebih lama dibandingkan dengan tanaman padi secara umum seperti IR64, Ciherang, Situ Bagendit. Budidaya padi hitam ini biasanya memiliki umur budidaya  hingga 150 hari lebih lama dibandingkan dengan umur budidaya padi biasa yang membutuhkan waktu sekitar 120 hari.

Manfaat beras hitam

    Menurut berbagai literatur kesehatan, beras hitam adalah beras yang paling bagus untuk dikonsumsi karena beberapa manfaat bagi konsumennya. Beberapa manfaat/ keuntungan jika mengkonsumsi beras hitam ditinjau dari segi kesehatan :

1.Mencegah kanker.

Beras hitam dikatakan bermanfaat mencegah karena beras hitam memiliki kandungan antosianin yang tinggi. Berdasarkan banyak riset, antosianin ini merupakan salah satu antioksidan yang berperan aktif untuk mencegah penyakit kanker.

2.Mencegah diabetes.

Nilai kalori beras hitam memiliki nilai terendah dibanding dengan jenis beras lainnya, yaitu sekitar 362 kcal per 100 gram. Kandungan kalori ini berkaitan erat dengan indeks glikemik. Indeks glikemik merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar suatu makanan bisa meningkatkan kadar gula dalam darah setelah dikonsumsi. Semakin tinggi indeks glikemik,  makanan yang kita konsumsi tersebut akan memicu kenaikan gula darah. Oleh karena itu, beras hitam digolongkan sebagai panganan sehat dan dianjurkan bagi para penderita diabetes.

Para ahli kesehatan sangat menganjurkan terapi diabetes dengan mengkonsumsi beras hitam untuk diabetes parah dan tidak lagi mengkonsumsi beras putih sebagai sumber karbohidrat. Jika dibandingkan dengan beras merah,  beras hitam dan beras merah memiliki kemanfaatan yang hampir sama dalam hal penanganan diabetes . Namun untuk penderita diabetes yang parah, beras hitam memiliki kemampuan dalam pemulihan kesehatan yang lebih cepat dan lebih baik.

3.Mencegah penyakit jantung.

Beras hitam memiliki kandungan serat yang tinggi. Kandungan serat beras hitam sekitar 100 kali lipat dari beras putih,  Hal Ini terasa dari rasanya yang sedikit pera, tidak sepulen beras putih. Setiap makanan yang memiliki kada serat tinggi tentu akan berperan aktif memelihara kesehatan jantung.

4.Obat anemia.

Kandungan zat besi beras hitam tinggi mencapai 15,52 ppm. Zat besi merupakan salah satu unsur penting dalam pembentukan darah (hemoglobin). Oleh karena itu, makanan yang kaya akan zat besi sangat dianjurkan bagi penderita anemia.

5.Anti aging (anti penuaan).

Hal ini masih terkait dengan antioksidan dalam beras hitam. Antioksidan diketahui juga berperan dalam memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Jika sel-sel tubuh cepat memperbaiki diri, seseorang akan terlihat lebih bugar dan awet muda.

Selain itu kemanfaatan yang telah disebutkan diatas, pigmen beras hitam juga kaya dengan kandungan materi aktif flavonoid, yang sangat berperan dalam mencegah pengerasan pembuluh nadi. Beras hitam juga memiliki kadar vitamin, mikroelemen, maupun asam amino yang tinggi, dimana asam amino merupakan pemelihara metabolisme tubuh agar tetap prima, sehat dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan serangan virus, patogen, atau bakteri.

Perbedaan Beras Hitam dengan Ketan Hitam :

Secara riil, beras hitam hampir mirip dengan ketan hitam. Orang awam seringkali sulit membedakan antara beras hitam dengan ketan. Namun, terdapat beberapa segi yang membedakan diantara keduanya.

1.Beras ketan (sticky rice) mengandung kadar amilosa yang rendah sehingga ketika dimasak, beras tidak mengembang.

2.Beras ketan setelah ditanak akan menjadi lengket, mengkilat dan tetap menggumpal. Namun setelah dingin  sementara, beras hitam tidak selengket ketan.

3.Beras yang memiliki kadar amilosa tinggi apabila dimasak mengembang, tidak lengket, tidak menggumpal dan setelah dingin akan mengeras.

4.Rasa, aroma dan khasiat  beras hitam dengan ketan hitam pun berbeda. Beras hitam pada saat belum dimasak/ditanak terlihat berwarna hitam pekat, namun saat dimasak, warnanya berubah menjadi ungu tua.